Lalat
merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera,mempunyai
sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga merupakan speciesyang berperan
dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektorpenularan penyakit
saluran pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri, dan lain lain.
Penularan
penyakit dapat terjadi melalui semua bagian dari tubuh lalatseperti : bulu
badan, bulu pada anggota gerak, muntahan serta faecesnya.Dalam upaya
pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usahapeningkatan kesehatan
lingkungan, salah satu kegiatannya adalah pengendalianvektor penyakit.
Pengendalian
vektor penyakit merupakan tindakan pengendalian untukmengurangi atau
melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh binatang pembawa penyakit, seperti
lalat .Saat ini banyak sekali metode pengendalian lalat yang telah dikenal
dandimanfaat kan oleh manusia. Prinsip dari metode pengendalian lalat
adalahpengendalian itu dapat mencegah perindukan lalat yang dapat menyebabkan gangguan
terhadap kesehatan manusia.
Usaha pemberantasan
lalat harus merupakan salah satu program kesehatan lingkungan dari tiap-tiap
Dinas Kesehatn. Usaha-usaha tersebut dapat meliputi :
A.
Tindakan-tindakan penyehatan lingkungan
Ini harus
bertujuan melenyapkan semua tempat-tempat pembiakan lalat yang ada dan yang
potensiil, disamping usaha mencegah transmisi penyakit. Tindakan-tindakan yang
perlu diambil meliputi :
1.
Melenyapkan atau memperbaiki semua kakus-kakus
dan cara-cara pembianang excrota manusia yang tidak memenuhi syarat-syarat
kesehatan, terutama yang memungkinkan lalat langsung berkotak dengan excreate manusia.
2.
Garbage harus dibuang dalam tempat sampah yang
tertutup. Cara pembuangan sampah harus sarang
lalat. Cara yang baik ialah sanitary landfill dan incineration. Pada Sanitary
Landfill tanah yang menutup lapisan sampah harus didapatkan supaya lalat yang
keluar dari pupa yang sudah ada tidak bisa menembus keluar tanah yang padat
itu.
3.
Industri dan perusahaan-perusahaan pada mana
terhadap kumpulankumpulan kotoran hewan atau zat-zat organik lain yang bisa
menjadi tempat pembiakan lalat harus ditimbun dan membuangnya dengan cara yang mencegah
pembiakan lalat didalamnya. Ini berlaku untuk abattoir,peternakan ayam, babi
dan hewan lain, perusahaan-perusahaan makanan dan semua perusahaan-perusahaan
yang menghasilkan sisa-sisa sayuran dan bahan dari hewan .Juga sewage-treatment
plant harus diawasi terutama tentang cara-cara pembuangan kotoran yang tersaing
dan sludge.
4.
Rumput dan tumbuhan-tumbuhan liar merupakan
tempat perlindungan untuk lalat dan membuat usaha fogging atau misting dengan
insektisida kurang effektif. Disamping itu rumput yang tinggi dapat menutupi
timbunantimbunan dari zat-zat organik yang bisa menjadi tempat pembiakan lalat.
Karena itu rumput harus dipotong pendek dan tumbuhan-tumbuhan liar dicabut dan
dibuang dari pekarangan-pekarangan dan lapangan-lapangan terbuka.
B.
Pembasmian larva lalat
Kotoran
hewan ternak kalau setiap hari diangkat dari kandang lalu segera disebarkan
diatas lapangan terbuka atau ditimbun dalam tempat-tempat yang tertutup rapat
sehingga tidak masuk lalat akan tidak memungkinkan lalat berkembang biak
didalamnya. Keadaan kering akan mematikan larva dan bahanbahan organik yang
kering tidak disukai lalat sebagai tempat bertelur. Timbunan kotoran hewan bisa
disemprot dengan diazinon dan malathion (sebagai emulsi) atau insektisida lain
(Ronnel, DDVP).
C.
Pembasmian lalat dewasa
Untuk
membasmi lalat dewasa bisa dilakukan penyemprotan udara :
1.
Dalam rumah : penyemprotan dengan 0,1%
pyrethrum dengan synergizing agents.
2.
Diluar rumah : fogging dengan suspensi atau
larutan dari 5% DDT, 2% lindane atau 5% malathion. Tetapi lalat bisa menjadi
resisten terhadap insektisida. Disamping penyemprotan udara (space spraying)
bisa juga dilakukan.
3.
Residual spraying dengan organo phosphorus
insecticides seperti : Diazinon 1%, Dibrom 1%, Dimethoote, malathion 5%, ronnel
1%, DDVP dan bayer L 13/59 Ó 2001 digitized by USU digital library Pada residual spraying dicampur gula untuk
menarik lalat.
4.
Khusus untuk perusahaan-perusahaan susu sapi
dipakai untuk residual spraying diazinon, ronnel dan malathion menurut
cara-cara yang sudah ditentukan. Harus diperhatikan supaya tidak terjadi
kontaminasi makanan manusia, makanan sapi dan air minum untuk sapi, dan sapi-sapi
tidak boleh disemprot.
5.
Tali yang diresapi dengan insektisida
(Inpregnated Cords) : Ini merupakan variasi dari residual spraying. Tali-tali
yang sudah diresapi dengan DDT digantung vertikal dari langit-langit rumah,
cukup tinggi supaya tidak tersentuh oleh kepala orang. Lalat suka sekali
hinggap pada tali-tali ini untuk mengaso, terutama pada malam hari. Untuk ini
dipakai :
Parathion
: ini bisa tahan sampai 10 minggu
Diazinon
: ini bisa tahan sampai 7 minggu
Karena
parathion sangat tosis untuk manusia, hanya orang-orang yang berpengalaman
dapat mengerjakannya dengan sangat hati-hati, dengan memakai sarung tangan dari
kain atau karet. Kalau kulit terkena kontaminasi dengan parathion maka bagian
kulit yang terkena harus segara disetujui dengan air dan sabun.
D.
Umpan lalat
Lalat
dewasa bisa juga dimatikan dengan umpan dicampur dengan insektisida. Umpan itu
diletakkan di tempat-tempat dimana biasanya banyak lalat berkumpul. Sebagai
umpan dipakai gula, dalam bentuk kering atau basah. Yang bisa dipakai ialah :
Diazinon, malathion, ronnel, DDVP, Dibrom, Bayer L 13/59. Umpan lalat tidak
boleh dipakai didalam rumah.